Romance Ala Fifty Shades of Grey



Fifty Shades of Grey sudah menjadi sesuatu yang fenomenal sejak trailernya bermunculan di situs jejaring video.


Fenomena kemesraan ala Fifty Shades of Grey memang menjadi perbincangan tersendiri oleh banyak kalangan, yang meskipun dari saya sendiri tidak melihat adanya kontroversi itu secara jelas di dalam film tersebut. Berbeda dengan bukunya, Fifty Shades of Grey terlihat lebih ramah di filmnya. Namun tidak dapat dipungkiri, fantasi yang dipicu oleh film ini memang berkembang secara liar di pikiran masing-masing penonton. Semua adegan slow motion memberi waktu penonton untuk berfantasi, sebuah ruang yang memang diberikan khusus untuk mendapatkan kesan hampir menyerupai bukunya. Lambat, pelan, namun cenderung membosankan secara visual.

Tidak dapat dipungkiri Fifty Shades of Grey telah memberikan pengakuan kepada era keterbukaan seksual yang baru. Kini publik mengerti adanya sebuah perilaku seksual yang baru. Di dunia barat hal ini dikenal dengan BDSM. BDSM sendiri adalah sebuah akronim dari beberapa perilaku seksual ekstrim : Bondage and Discipline, Dominance and submission, dan Sadism and masochism. Secara gars besar bisa disimpulkan bahwa perilaku seksual ini tidak biasa dan tidak bisa diterima oleh semua kalangan. Namun setelah penayangan perdananya, publik memasuki babak baru dari keterbukaan seksual.

Romantisme ala Fifty Shades of Grey memberikan pilihan baru dari definisi romantisme bagi beberapa orang. Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa orang menemukan dirinya ada pada zona nyaman dan menjadi lebih bergairah pada posisi dominan, namun ada pula yang menjadi sangat menikmati pada posisis submissive. Sementara variasi Bondage and Discipline pun bukan merupakan hal yang aneh ketika seseorang berusaha mengendalikan lawan jenisnya untuk mendapatkan suatu kepuasan, selama dilakukan dengan kompromi, bukan pemaksaan. Memang untuk konteks Sadism and masochism menjadi sebuah pertimbangan lain, yang sayangnya masih kurang bisa digali dari adegan dalam film.

BDSM ala Fifty Shades of Grey memang sebuah hal baru bagi beberapa orang, dan banyak kalangan menolak wanita sebagai subjek (padahal pada prakteknya tidak selamanya seperti itu). namun tidak ada salahnya anda mencoba dan memahami romance ala Fifty Shades of Grey sebagai sebuah variasi baru romantisme untuk memuaskan hasrat yang lebih baik diungkapkan daripada dipendam. Bermain pada wilayah aman seperti yang sudah Mr.Grey ajarkan merupakan pemahaman yang baik dari BDSM ala Fifty Shades of Grey. When we play and keep it safe, what the worst could be happen?

Tapi ketika lawan mainmu berkata, " I don't do romance.. " Better you think twice, Ladies. Sebelum dirimu berakhir seperti Anastasia.