Belajar Jadi Cewek Yang Tidak Menghina Mantan Karena Pilihan


Hari ini sempat viral postingan seorang wanita yang memilih anak pejabat sebagai suaminya. Wajar sekali, si wanita canik dan si pria tampan plus berkecukupan. Bukan itu yang membuat nya heboh, tapi ceritanya yang meninggalkan pacar demi menikahi sang suami. Berbagai kecaman bermunculan ke arah sang wanita. Predikat "tukang selingkuh", dan "matre" menjadi dominan. Lalu apanya yang salah? Kan jodoh di tangan Tuhan!
ATTITUDE a.k.a KELAKUAN
Sayang sekali kelakuan sang istri terlihat justru di awal pernikahan.Dengan nyata-nyata menyebar cerita bahwa ia 'meninggalkan' sang mantan yang memacarinya dengan setia dan menunjukkan bahwa sang suami 'memotong jalan' untuk mendapatkan jodohnya sungguh bukanlah hal yang sportif.  Ini aib pertama yang sukses disebar. Terlebih ini dilakukan oleh figur publik dengan, well, intelegensi di atas rata-rata. Banyak orang akan berpikir, ini jodoh atau nafsu??

Apakah tidak ada jalan lebih baik dengan si pria tidak menembak cewek ini namun berbicara baik-baik dengan sang pacar mengenai 'kompetisi' ini. Alih-alih berkompetisi jujur, si pria malah meminta sang wanita untuk menentukan, pilih yang mana. Duh, apalagi ini. Maka dengan effortless sang wanita pun akhirnya jatuh ke tangan yang lebih berjaya. Dua orang itu berdansa-manja di atas penderitaan pria lain yang mencoba setia. What an awfull story.


Ada baiknya persoalan seperti ini disimpan berdua. Terlepas dari ajaran agama yang mengedepankan pernikahan, ada baiknya niat yang mulia ini tidak menggunakan jalan pintas dengan menyakiti hati orang lain. Karena sukses menikah dengan pesta meriah pun juga belum bisa membuktikan bahwa mereka jodoh. Siapapun mantan kita, betapapun beratnya perpisahan, jika dilakukan dengan car adan alasan yang baik pastinya kedepan juga akan berujung baik, bukan begitu?

Well, makin dewasa kita harus lebih bijak. Bukan tidak mungkin karma menunggu di belakang kan?